Komunikasi Sebagai Penelitian




        Paradigma  ilmu  komunikasi yang sudah kita  kenal sejauh ini,
sebagaimana paradigma  ilmu-ilmu  sosial  lainnya,  terdiri  dari tiga
paradigma, yakni paradigma kontruksionis (Max Weber), paradigma
kritis (karl Marx),  dan  paradigma  klasik  atau  objektivitas  ( Emile
Durkheim ). Maka untuk paradigma yang cocok diteliti di masyarakat
Asia adalah paradigma fenomenologis ( kontruksionis )  yang  proses
penelitiannya bersifat induktif alih-alih deduktif.
        Dilihat dari epistemologi penelitian, asusmsi peneliti positivis
bahwa peneliti harus mengambil jarak dari objeknya, tampaknya
semakin kurang  relevan.  Munculnya  berbagai  kelompok  yang
menunjukkan bahwa mereka tidak pasif, bahwa mereka juga adalah
manusia sepeerti kaum ilmuwan dan peneliti ( yang rata-rata hidup
berkecukupan ),  yang   mempunya   jiwa,   keinginan,   harapan,
kekhawatiran,    dan     mendambakan     kebahagiaan  .   Mereka
mengkonstruksi budaya, subkultur, atau konsep diri mereka yang
mungkin sangat berbeda dari budaya arus utama. Maka, persoalannya
adalah tidakkah para peneliti sosial tergerak untuk membantu  kaum
tersubordinasikan atau bahkan menyimpang tersebut untuk meningkatkan
martabat dan kesejahteraan mereka dalam kehidupan.




Labels: artikel

Thanks for reading Komunikasi Sebagai Penelitian . Please share...!

0 Comment for "Komunikasi Sebagai Penelitian "

Back To Top